Mencari Guru Harus Pintar-Pintar Memilih

PAWELING.COM - Berbicara tentang guru, pasti kental dengan istilah pencari ilmu. Sudah selayaknya, seorang pencari ilmu mencari seorang gur...

PAWELING.COM - Berbicara tentang guru, pasti kental dengan istilah pencari ilmu. Sudah selayaknya, seorang pencari ilmu mencari seorang guru yang akan menjadi penuntunnya. Lalu, muncul pertanyaan dari penulis mengenai bagaimana mencari sosok guru yang tepat?

Guru adalah salah satu aspek penting dalam mencari ilmu. Ada sebuah istilah yang berbunyi, belajar tanpa adanya guru maka, gurunya adalah setan Seorang pencari ilmu (murid) harus memilih seorang guru yang tepat karena bagaimanapun juga guru tersebutlah yang akan mendidiknya serta menentukan kualitas masa depannya.

Ibarat seseorang yang tersesat, ia membutuhkan google maps agar dapat sampai di tempat yang ia tuju. Jika orang itu tidak menggunakan google maps pastinya ia akan tetap tersesat tidak mengetahui harus kemana ia melangkah. Seperti itulah pentingnya guru bagi pencari ilmu.

Sebuah adonan kue mustahil berubah menjadi kue pisang dengan sendirinya. Batu bata, semen, pasir tidak mungkin menjadi rumah tanpa adanya tukang yang membangunnya. Dan seorang murid tidak akan dapat menjadi manusia yang sesungguhnya (bermanfaat bagi makhluk hidup disekitarnya) tanpa bimbingan seorang guru. Oleh karena itu, guru yang tepat  adalah persyaratan mencari guru yang tepat?

Berdasarkan history Raden Said atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kalijaga, ketika ia menjadikan Sunan Bonang sebagai gurunya, ia patuh dan taat ketika diperintah untuk menjaga tongkat gurunya selama bertahun-tahun.

Padahal, jika dipikirkan hal tersebut sangat tidak rasional. Tetapi, apa yang terjadi? Raden said yang terkenal dengan Brandal Lokajaya, tukang begal bintang 5 yang sekti mandraguna berubah menjadi seorang yang ‘alim, memiliki ilmu yang tinggi dalam bidang keagamaan. Karena itulah, guru yang tepat akan mempengaruhi di masa kita yang mendatang.

Dari beberapa referensi yang dibaca oleh penulis baca, salah satunya adalah kitab Ta’limul muta’alim menjabarkan bahwa, dalam memilih guru pencari ilmu harus mengetahui tentang identitas guru tersebut seperti apa. Misal, jika guru tersebut adalah seseorang yang suka bermain (berjudi) maka, ia tidak pantas menjadi guru.

Guru yang menjadi panutan haruslah yang benar-benar baik budi pekertinya serta memiliki keahlian sesuai dengan bidang yang murid inginkan. Meskipun, pada akhirnya setelah si pencari ilmu benar-benar berguru kepadanya harus itba’ (taat) kepada gurunya tersebut. Ia harus melakukan segala perintah dari gurunya apapun itu bentuknya seperti yang dialami oleh Sunan Kalijaga.

Tidak hanya itu, dalam keterangan selanjutnya menyebutkan setelah seseorang mengetahui tentang bakal gurunya, ia harus memikirkan minimal dua bulan untuk memantapkan hati.

Tapi jika melihat perkembangan zaman sekarang, dirasa tidak akan bisa. Meskipun seperti itu, tetap harus dipertimbangkan dengan matang dan kemantapan hati yang golong gilig (niat yang mantap). Nyipto pringgo dayaning lampah yang bermakna kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan serta gangguan.

Dan satu hal ini yang paling penting dari seorang guru yaitu, sanad. Sanad dari seorang guru harus jelas, jangan sampai guru yang kita pilih belajar dari internet atau hanya membaca sendiri, Bahaya!!!

Sebagai pencari ilmu, kita harus memilih guru yang jelas sanadnya berasal darimana dan kepada siapa. Sanad harus bersambung terus menerus mulai dari guru, gurunya guru hingga tabi’it tabi’in, tabi’in, sahabat, Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril dan mlaikat Jibril langsung berasal dari Allah SWT.

Oleh karena itu, sebagai pencari ilmu di era generasi milenial harus pintar-pintar memilih dimana kita akan belajar suatu ilmu, terkhusus ilmu agama.

Sehingga, hidup kita akan bersandar kepada guru kita. Mengutip kata-kata Kyai penulis, mengko yen ing akhirat awak’e nggandol gurune. Yen ditakoni malaikat mung perlu njawab, aku santrine Kyai iko. Wes, ngko aman awakmu kabeh. Nanti di akhirat kita hnya perlu mengikuti gurunya. Jika ditanya oleh malaikat hanya perlu dijawab, aku ini santrinya Kyai itu. Nanti kita sudah aman. 

Penulis : Aji Leila, Santri Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah

Related

Kamanungsan 541913209773754161

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item