Bagaimana Pengetahuan Terbentuk
unsplash.com PAWELING.COM - Pertanyaannya adalah bagaimana pengetahuan itu terbentuk, apakah dari jenjang sekolahan, atau karena faktor lai...
![]() |
unsplash.com |
PAWELING.COM - Pertanyaannya adalah bagaimana pengetahuan itu terbentuk, apakah dari jenjang sekolahan, atau karena faktor lainnya. Beberapa pandangan ada yang mengatakan jika pengetahuan itu berasal dari Tuhan.
Tuhan sebagai yang maha memiliki ilmu memiliki otoritas untuk memberikan pengetahuannya pada orang yang dikehendaki-Nya. Ada juga yang mengatakan pengetahuan itu berasal dari pengalaman empirik, kemudian dipelajari dan berbuah pengetahuan.
Ada satu konsep yang menjelaskan bagaimana pengetahuan itu terbentuk, dalam konsep yang ketiga ini hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan sangatlah erat. Kekuasaan jangan hanya dimaknai sebagai pemimpin suatu negara, tetapi harus dimaknai secara lebih luas lagi. Kekuasaan merupakan semua hal yang subjek (orang yang berkuasa) bisa menjadikan orang yang dibawahnya sebagai objek untuk kekuasaannya.
Kekuasaan dalam bentuk apapun akan mampu untuk menciptakan kebenarannya sendiri. Ketika berbicara tentang pemimpin negara maka kekuasaan pemimpin negara tersebut mampu membuat pengetahuan yang diamini masyarakatnya (mau atau tidak mau) untuk membenarkan pengetahuan tersebut.
Di jalur pendidikan, kekuasaan telah menciptakan semacam jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Seperti sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA, dan kuliah. Padahal jika dikaji, ketika para murid melewati semua jenjang tersebut belum tentu si murid (orang yang mencari pengetahuan) akan menemukan pengetahuan di dalam sekolah formal (SD, SMP, SMA, dan kuliah).
Tetapi dengan kekuasaan, maka pemerintah memaksakan pengetahuan tersebut bahwa mencari pengetahuan ya harus lewat sekolah. Kemudian mendapatkan ijazah dan bisa bekerja dengan layak.
Jika berbicara tentang agama maka beberapa agamawan akan memaksakan kehendak dirinya, agar orang yang mengikutinya menjadi sama persis dengan dirinya (agamawan). Dalam pengertian lebih sederhana kekuasaan akan melahirkan suatu pengetahuan baru. Lewat legitimasi kekuasaan, pengetahuan yang dianggap benar akan tercipta.
Lalu bagaimana kita seharusnya memahami hal tersebut, semua jalur pengetahuan menurut saya benar adanya. Baik itu yang dikatakan dengan ilmu yang turun langsung dari Tuhan (ilham), pengetahuan yang bersumber dari agama, atau yang bersumber dari pengalaman, dan lainnya.
Semua hal tadi adalah benar, yang menjadi masalah adalah ketika kita sebagai manusia tetapi tidak mau sedikit lebih kritis terhadap wacana-wacana pengetahuan yang dibangun di tengah masyarakat. Misalkan ketika si tokoh agama A mengatakan bahwa A adalah halal menurut ini dan itu.
Sebagai manusia modern yang memiliki dasar kritis, maka kita akan bertanya kenapa A itu halal sementara B adalah haram, unsur keduanya adalah sama, tetapi kenapa bisa halal?. Pertanyaan-pertanyaan seperti sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh manusia modern.
Penulis : Lohanna Wibbi Assiddi
Menarik
BalasHapus