Suwung Di Sela-Sela Kesibukan Ngopi

Paweling.com_Tuhan memberikan  ilmu kepada ku bukan dari wahyu seperti para nabi. Wahyu sebagaimana yang saya pelajari diberikan hanya pada ...

Paweling.com_Tuhan memberikan  ilmu kepada ku bukan dari wahyu seperti para nabi. Wahyu sebagaimana yang saya pelajari diberikan hanya pada para nabi saja. Tuhan juga tidak akan memberikan ilmu kepada ku dengan perantara ilham.

Ilham menurut yang pernah saya pelajari hanya diberikan kepada manusia awam yang tingkat keimanannya sudah tinggi. Kedua hal tersebut tidak mungkin saya dapatkan, tuhan tidak mungkin memberikan ilmu dengan perantara seperti itu.

Kemudian tuhan juga tidak mungkin berbicara denganku seperti berbicaranya kepada para nabi. Tuhan juga tidak mungkin menampakkan dirinya seperti ketika tuhan menampakkan dirinya kepada para umatnya yang terpilih. Memang tuhan memiliki kekuasaan untuk menampakkan dirinya, tapi tuhan itu suci, tuhan hanya akan menampakkan dirinya kepada orang-orang suci. Karena itulah Tuhan tidak mungkin menampakkan dirinya pada diriku.

Tapi ada satu teori jika tuhan itu berada dekat dengan kita, bahkan lebih dekat daripada urat-urat di leher. Kenyataan seperti itu membuat diriku sedikit senang, karena sebagai orang tidak suci ternyata tuhan masih mau dekat denganku.

Maka dari itulah karena tuhan tidak mungkin memberikan wahyu pada diriku, tidak mungkin juga memberikan ilham padaku. Perkara tidak mungkin memberikan ilham bukan karena tuhan tidak maha kuasa, tapi karena aku sebagai makhluknya yang kotor, sehingga tidak ada alasan tuhan memberikan ilham padaku. Maka ada satu teori yang memungkinkan tuhan bisa datang dan berdialog denganku.

Teori yang pertama adalah membaca teks al Qur’an dengan sastra, dan yang kedua adalah berbicara dengan tuhan lewat alam dan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.

Teori pertama dikembangkan oleh Amin al Khuli, teori ini menjadikan teks al Qur’an sebagai karya sastra, tapi dengan kualitas yang jauh lebih tinggi dari sastra kebanyakan. Karena al Qur’an bisa dibaca seperti karya sastra maka kita sebagai pembaca bisa mengkonkritkan apa-apa yang ada di dalam al Qur’an.

Imajinasi kita sebagai manusia biasa akan bisa menangkap apa yang difirmankan oleh tuhan. Salah satu tokoh yang juga mendukung hal ini, ketika konsentrasi pembaca sangat dalam maka mereka akan bisa merasakan keberadaan Tuhan. Seolah-olah tuhan sendiri yang sedang berfirman kepada pembaca.

Cara yang kedua adalah dengan membaca alam atau keagungan tuhan lewat alam. Ini lazimnya juga dinamakan sebagai firman tuhan. Kemudian cara yang ketiga adalah dengan kejadian-kejadian di sekitar kita. Makna kejadian harus diperluas lagi agar keberadaan tuhan bisa ditangkap dengan baik.

Kejadian yang saya maksudkan tidak hanya sebatas kejadian dalam arti umum. Tapi menurut saya membaca sebuah buku, kemudian mendapatkan pengetahuan darinya, hal ini juga termasuk kejadian yang menjadi sebab tuhan mau berbicara dengan seseorang.

Seperti beberapa saat lalu, tuhan berbicara denganku. Tuhan berbicara jika pengetahuanku tentang feminism tidaklah salah. Malah itulah yang menurut saya paling benar. Salah satu firman tuhan yang dikatakan lewat si penulis adalah mana mungkin tokoh feminis pada masa itu melakukan  kegiatan, masak, membersihkan pakaiannya, dan membersihkan rumah. Bukankah si tokoh tadi adalah bangsawan.

Akhirnya, saya tutup tulisan ini dengan hati tenang tidak memikirkan tentang konsep feminis lagi karena keyakinanku sudah benar. Kemudian saya selalu meyakini jika tulisan yang buruk ini masih juga termasuk dari firman tuhan, yang jika dibaca akan memberikan manfaatnya.***AS

 


Related

Paweling 8059644971157911533

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item