Ketika Kata Anjay Dilarang
Paweling.com_ Belakangan kata “anjay” menjadi trending topic di twitter, banyak warganet mencuit kata “anjay” di akun mereka. Banyak yang...
http://www.paweling.com/2020/09/ketika-kata-anjay-dilarang.html
Paweling.com_Belakangan kata “anjay” menjadi trending topic di twitter, banyak warganet mencuit kata “anjay” di akun mereka. Banyak yang menganggap seruan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk menghentikan penggunaan kata anjay adalah hal yang tidak masuk akal dan terkesan lucu.
Tapi ada juga beberapa kalangan masyarakat yang mendukung seruan tersebut. Siaran pers yang dilakukan pada tanggal 29 agustus 2020 lalu adalah respon dari Komnas PA terhadap pengaduan masyarakat kepada lembaga tersebut, karena banyaknya anak-anak yang menggunakan kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Komnas PA menganggap jika kata anjay mengandung unsur kekerasan verbal yang bisa merendahkan martabat lawan bicara. Karena itulah jika ada orang yang mengatakan anjay, sementara lawan bicaranya tidak suka, atau merasa direndahkan maka bisa dihukum.
Tapi sebagian yang lainnya menganggap jika kata-kata umpatan (anjay, dan lainnya) adalah simbol dari keakraban. Khususnya di daerah jawa timur banyak orang yang menyapa sahabatnya dengan umpatan.
Seperti, ketika beberapa orang berkumpul di warung kopi, dan tiba-tiba muncul sahabat yang sudah lama tidak pernah ikut ngopi, maka biasanya mereka mengucapkan “jancuk, tak kiro wes mati ora tau ketok (jancuk, saya kira kamu mati, sudah lama tidak terlihat”.
Dari sini terlihat sebenarnya ada dua sudut pandang tentang penggunaan kata umpatan, pertama adalah untuk mengekspresikan kekesalan, merendahkan orang lain. Dan yang kedua adalah untuk menunjukkan rasa akrab dan persahabatan.
Untuk melihat dua penggunaan kata umpatan tadi anda bisa melihatnya di daerah-daerah Jawa, khususnya adalah jawa timur. Untuk masyarakat Surabaya dan sekitarnya kata jancuk bukan lagi masuk dalam umpatan, tapi sudah merupakan kata sehari-hari dan digunakan oleh orang kecil atau dewasa.
Kata umpatan hanya berlaku pada daerah tertentu
Kata-kata kasar di masing-masing daerah itu berbeda-beda,misalkan saya berkata jancuk pada daerah sekitar Surabaya tidak akan bermasalah. Tapi jika saya ucapkan pada daerah, misal Ponorogo maka itu akan menjadi masalah terutama ketika saya ucapkan pada orang yang lebih tua.
Selain pada daerah kata umpatan juga tidak akan berlaku dalam komunitas tertentu, misal saya kembali akan menggunakan kata jancuk. Kata ini diucapkan dalam nada rendah atau tinggi tidak akan menjadi masalah. Seperti dalam komunitas yang digagas oleh Sujiwo Tejo, kata Jancuk menjadi kata kasih sayang yang diungkapkan pada sesama manusia, bahkan mbah Tejo juga membuat lagu dengan judul Jancuk.
kata-kata kasar kadang juga diucapkan seseorang pada dirinya sendiri. Ini terjadi ketika orang tersebut berbuat sesuatu hal, bisa berbuat kesalahan, atau hal lucu. Mereka akan berkata “Jancuk, kok bisa saya begitu”, atau “anjay, kok bisa-bisanya saya berpose begitu”. Dan yang lainnya.
Asal usul kata anjay
Mengutip dari laman Historia.id kata anjay sebenarnya adalah plesetan dari kata anjing. Umpatan kata anjing sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Kata anjay sebenarnya bertujuan untuk lebih memperhalus kata anjing.
Sama seperti yang kami sebutkan di atas kata anjing yang kemudian berubah menjadi kata anjay adalah kata-kata kasar sekaligus bisa berubah menjadi sapaan yang menandakan persahabatan yang begitu akrab.
Jadi menurut saya, kata anjay dan saudara-saudaranya bukanlah hal yang bermasalah, tidak akan menjadi hal buruk jika diucapkan oleh anak-anak kecil. Asalkan, ini adalah kuncinya, asalkan para anak-anak tadi mempunyai etika dalam kehidupan sehari-hari.
Etika dalam menggunakan kata-kata kasar
Menurut saya, penggunaan kata-kata kasar tidak akan bisa dihilangkan dari bahasa sehari-hari masyarakat. Tidak hanya di Indonesia, seluruh peradaban di dunia akan memiliki kata-kata kasar yang sering mereka ucapkan.
Karena itulah, sebenarnya tidak perlu melarang orang memakai kata-kata kasar, yang harus dilakukan adalah dengan memperkaya pengetahuan tentang etika agar anak-anak tidak mengumpat, atau berkata kasar pada orang lain dan orang tua.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, mempunyai arti kebiasaan yang baik. Sementara KBBI mengartikan etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral.
Jika kita hidup dalam budaya Jawa maka harus menjunjung tinggi etika Jawa, salah satunya adalah hormat pada orang yang baru dikenal dan yang lebih tua. Satu etika ini saja (Hormat pada orang yang lebih tua atau orang yang baru kenal) tidak akan bisa membuat anak-anak dengan etika Jawa berkata seenaknya, apalagi untuk mengumpat pasti tidak akan mereka lakukan.
Pengalaman dari penulis, ketika bergaul dengan orang yang suka berkata-kata kasar. Orang tersebut juga bisa bersikap sopan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua atau baru mereka kenal. Mereka tidak akan mengumpat dengan kata-kata kasar terhadap orang yang lebih tua atau baru dikenal.
Mereka berani mengumpat dengan kata-kata kasar pada orang yang lebih tua atau baru mereka kenal, ketika, mungkin orang tersebut melakukan kesalahn yang tidak bisa ditoleransi lagi. Atau misal melakukan pencurian dan hal negatif lainnya.
Jika alasannya karena itu, maka sebenarnya tidak bisa dilarang. Karena tidak akan mungkin terlahir manusia dengan penuh kesabaran dan bisa menahan diri untuk apa yang mereka lihat sebagai kejahatan. ***Wibbi