Soekarno, Memilih Merdeka Atau Mati

Paweling.com- Untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia tidak melalui jalan mulus, banyak perjuangan yang dilakukan oleh seluruh lap...



Paweling.com- Untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia tidak melalui jalan mulus, banyak perjuangan yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam berjuang ini para pahlawan tidak memperdulikan bahaya maupun kehilangan nyawa, bukanlah halangan agar perjuangan mencapai kata merdeka.

Soekarno sang plokamator kemerdekaan Indonesia merupakan salah satu tokoh utama dalam kemerdekaan Indonesia. Dia adalah yang menyusun rancangan Pancasila, merumuskan jalannya perjuangan kemerdekaan bersama tokoh lainnya dan melakukan diplomasi dengan pemerintahan Jepang.

Perjuangan bangsa Indonesia mencapai puncaknya ketika Soekarno didampingi oleh Hatta membacakan teks proklamasi kemredekaan pada tanggal 17 agustus 1945.

Dengan dibacakannya teks proklamasi maka Indonesia menjadi negara yang merdeka, artinya bebas menentukan nasib sendiri, bebas mengatur negaranya, dan juga bebas dari pengaruh intervensi dari negara yang lainnya.

Dalam KBBI kata merdeka berarti berdiri sendiri, bebas, tidak terikat pada yang lainnya, leluasa. Kalau kemerdekaan berarti mengandung arti bahwa hal (orang, seuatu) bisa berdiri sendiri tanpa terikat pada orang lain.

Makna Merdeka bagi Soekarno

Yang kami catat bahwa kata merdeka sering diucapkan oleh Bung Karno ketika sedang berorasi kepada masyarakat. Setiap menjelang pidato, atau akhir pidato soekarno sering mengucapkan kata merdeka. Hal ini Bung Karno ucapkan agar masyarakat memahami kata merdeka, dan menjadi pelecut masyaratak untuk terus berjuang.

Dalam mengampanyekan kemerdekaan, Soekarno tidak pernah menunjuk untuk kemerdekaan salah satu suku, dia selalu menyebut bangsa Indonesia. Hal ini dilakukan oleh Soekarno karena dia menginginkan kemerdekaan yang bulat, bukan hanya dalam satu suku saja. Dia ingin membentuk satu bangsa Indonesia yang mandiri, bebas dari intervensi negara lainnya.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, Soekarno menyusun Pancasila sebagai dasar negara, sebuah filosofi kemerdekaan yang sesungguhnya. Dalam mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia melalui perjuangan yang keras tidak dengan hadiah dari negeri penjajah.

Wujud kemerdekaan dari soekarno pernah di tuangkan dalam biografinya, "Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali, atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia."

Bangsa Indonesia yang bulat adalah bangsa yang merdeka, bebas mengatur sumber daya alam yang tersedia, semua sumber daya tersebut adalah miliki rakyat dan kemudian kembali kepada rakyat.

Soekarno menginginkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dikuasai oleh anak pribumi, hal inilah yang menjadi dasar Soekarno menolak adanya pembangunan tambang emas di Papua.

Satu hal lagi yang digaris bawahi oleh Soekarno dalam mengartikan kata bangsa Indonesia merdeka, bahwa bangsa Indonesia yang meredeka tidak boleh lepas dari kehidupan bangsa-bangsa dibelahan bumi lain, bangsa Indonesia hanyalah salah satu dari sekian bangsa yang berdiri.

Oleh karena itu, Soekarno menekankan untuk berperan aktif, berkerjasama dengan negara lainnya. Hal ini termasuk juga dalam memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsa yang belum mencapai kemerdekaan, khususnya di daerah Asia Afrika.

Soekarno mengecam tindakan kolonialisme dan imperialisme dari para penjajah. Dia dengan beberapa negara yang baru merdeka membentuk gerakan non blok, Dengan lebih dari 100 anggota gerakan ini menentang kekuatan besar yang selama ini mengancam mereka.

Menurut soekarno negara yang merdeka selalu harus menjunjung tinggi rasa hormat kepada negara lainnya, mendudukan mereka sama dengan negara lainnya. Dalam biografinya, Seokarno menjelaskan bahwa rakyat Indonesia bukan hanya berkewajiban untuk memerdekaan bangsa Indonesia. Tapi harus juga melangkah menuju kekeluargaan bangsa-bangsa, sebab Indonesia merupakan salah satu bagian yang kecil dari pada dunia.

Semangat Soekarno menentang imperialisme, kolonoalisme, neo-kolonialisme didengungkan pada berbagai pidatonya. Berikut salah satunya;

"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan geplek tapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak."

***Wibbi

Nb : selama bulan Agustus, paweling. Com akan menuliskan rubrik khusus tentang pribadi Soekarno, sang ploklamator, si bung Besar. 

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item