Inggit, Kuantarkan Soekarno Menuju Pintu kemerdekaan
Paweling.com - Pada tahun 1945, bulan agustus tanggal 17, tepatnya pukul 10 pagi Soekarno didampingi oleh Hatta membacakan teks proklamas...
http://www.paweling.com/2020/08/inggit-kuantarkan-soekarno-menuju-pintu.html
Paweling.com- Pada tahun 1945, bulan agustus tanggal 17, tepatnya pukul 10 pagi Soekarno didampingi oleh Hatta membacakan teks proklamasi. Dibacakannya teks proklamasi berarti bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang merdeka.
Setelah membacakan naskah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus, Soekarno dan para pendiri bangsa mulai merapatkan persiapan pemindahan kekuasaan, dari tangan Jepang ke pemerintah Indonesia. Pemindahan kekuasaan yang kami maksud adalah melai menyusun pos-pos pemerintahan, akhirnya Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan wakil presiden.
Munculnya Soekarno menjadi tokoh sentral dalam alur perjuangan bangsa Indonesia tidaklah datang secara tiba-tiba. Soekarno dididik dikalangan pejuang, gurunya adalah HOS Cokroaminoto, salah satu pendiri dan tokoh di Sarekat Islam.
Dari kalangan keluarga, yakni istri Soekarno juga begitu banyak menyumbangkan gagasan pikiran sehingga bisa membentuk Soekarno seperti yang kita ketahui saat ini. Dari sekian banyaknya istri dari bung besar, inggit mungkin menjadi sosok istri paling berpengaruh sehingga Soekarno bisa menjadi presiden Indonesia pertama kali.
Inggit (Ringgit) Garnasih
Ketika masih kecil Inggit hanya memiliki nama Garnasih, kata inggit merupakan tambahan yang disematkan orang-orang kepadanya. Sebenarnya nama yang disematkan bukanlah inggit tapi Ringgit. Di dalam buku karya Ramadhan K.H yang berjudul “Soekarno: Kuantar ke Gerbang” Inggit menjelaskan kata “inggit” merujuk kepada kata "ringgit."
Orang memanggil inggit dengan sebutan si ringgit, karena sewaktu masih kecil sering pergi kepasar dan kemudian mendapatkan uang dalam jumlah sampai satu ringgit. Karena kurang begitu manis, maka sebutan si Ringgit kemudian diganti menjadi Inggit, dan melekat sampai sekarang.
Inggit Ganarsih lahir pada tahun 1888 bulan Februari tanggal 17, di desa kamasan, banjar, kabupaten Bandung. Sejak remaja memang sudah memiliki wajah yang ayu, menjadi bunga desa sehingga diperebutkan oleh banyak lelaki di desanya.
Haji Sanusi yang merupakan salah satu anggota aktif dari sarekat Islam adalah suami kedua Inggit, pernikahan pertama inggit adalah dengan seorang patih tapi akhirnya cerai karena suatu masalah. Meskipun bersama Haji Sanusi sebenarnya kehidupan Inggit tidak bisa dibilang baik-baik saja.
Tapi juga tidak bisa dibilang buruk. Hal yang paling membuat Inggit tersiksa adalah sering di tinggalkan oleh suaminya karena bertugas atau sedang berurusan dengan organisasinya.
Sebagai wanita pada zaman itu Inggit adalah wanita cerdas. Dia adalah sumber inspirasi dari Soekarno sehingga bisa hebat, dia juga yang selalu menemani Soekarno saat dia sedang dipenjara, membawakan makanan, minuman dan juga surat kabar kepadanya ketika sedang menjenguk.
Perjuangan Inggit untuk Soekarno bukanlah hal kecil, dialah yang mendampingi Soekarno selama 20 tahun. Jika Soekarno adalah pejuang yang selalu memikirkan nasib bangsa maka inggit adalah sumbu dari perjuangan Soekarno tersebut.
Tepat 2 tahun sebelum Indonesia merdeka dan Soekarno menjadi presiden inggit dan Soekarno resmi bercerai. Walau begitu rasa cintanya terhadap bung besar tidak akan pernah luntur, “....Tidak usah meminta maaf, Kus, pimpinlah negara dengan baik, seperti cita-cita kita dahulu di rumah ini….,” kata Inggit, Kus yang diucapkan oleh Inggit adalah Koesno yang merupakan nama kecil dari Soekarno.
Menjadi Istri Bung Besar
Mungkin Soekarno ketika menjadi suami dari Inggit belum memiliki julukan bung besar, tapi Inggit yang menjadikan Soekarno besar sehingga dikenal orang seluruh dunia. Pertemuan awal mereka adalah ketika Soekarno sudah tamat sekolah di HBS (Hogere Burger School) Surabaya Kemudian melanjutkan ke Bandung.
Di Bandung Soekarno melanjutkan sekolah tingginya di Technische Hoogeschool te Bandoeng yang merupakan cikal bakal dari ITB. Pada masa kuliah inilah Soekarno bertemu dengan inggit, awal pertemuannya adalah ketika Bung karno menjadi salah satu orang yang menyewa kamar kos di rumah Inggit.
Pada waktu itu Soekarno bersama istrinya Siti Oetari yang merupakan anak dari gurunya sendiri yakni HOS Cokroaminoto. Di dalam biografinya yang ditulis oleh cindy adams Soekarno menjelaskan awal mula kenapa dia menikah dengan inggit. “Pada awalnya kami menunggu. Selama beberapa bulan kami menunggu dan tiba-tiba dia berada dalam rengkuhanku. Ya, itulah yang terjadi,” katanya.
Sejak menyewa kos di rumah Inggit memang Soekarno menaruh hati padanya. Dia melihat Inggit adalah perempuan timur yang memiliki pikiran cemerlang dan juga cantik. Rumah tangga inggit yang sedikit berantakan juga membuat Soekarno bertambah tertarik.
Setelah dia pulang ke Surabaya dan menceraikan Oetari, Soekarno kembali ke Bandung. Sampai di sana Soekarno dan Inggit melangsungkan pernikahan.
Istri Setia Sumber Inspirasi
Sebagai sosok istri, Inggit bisa menempatkan posisinya, sehingga sang suami akan selalu merasakan kesenangan dan bahagia. Dia juga menjadi teman berdiskusi dari Soekarno, teman untuk bertukar pendapat, dan yang menjadi pelipur ketika bung besar sedang bersedih.
Ketika masa pembuangan Soekarno oleh pihak Belanda inggit ikut bersama Soekarno ke tempat pembuangan. Inggit merupakan sumber inspirasi dari Seokarno,
“.......Dalam periode kehidupanku selanjutnya, inggit sangat penting bagiku, dia adalah ilhamku, dia adalah pendorongku…..,” kata Soekarno dalam biografinya.
Inggit tidak pernah merasakan kesedihan karena tidak bisa menjadi ibu negara. Ketika Soekarno ingin menikahi Fatmawati, dia meminta izin pada Inggit.
Soekarno mengatakan bahwa akan tetap memperlakukan Inggit sebagai istri pertama dengan penghormatan yang pantas. Akhirnya setelah lebih dari 20 tahun hidup bersama Soekarno, mendampinginya sehingga menjadi bung Besar. Inggit merelakan hidangan keberhasilan karena tidak ingin dimadu oleh suaminya.
Setelah membacakan naskah proklamasi, pada tanggal 18 Agustus, Soekarno dan para pendiri bangsa mulai merapatkan persiapan pemindahan kekuasaan, dari tangan Jepang ke pemerintah Indonesia. Pemindahan kekuasaan yang kami maksud adalah melai menyusun pos-pos pemerintahan, akhirnya Soekarno dan Hatta menjadi presiden dan wakil presiden.
Munculnya Soekarno menjadi tokoh sentral dalam alur perjuangan bangsa Indonesia tidaklah datang secara tiba-tiba. Soekarno dididik dikalangan pejuang, gurunya adalah HOS Cokroaminoto, salah satu pendiri dan tokoh di Sarekat Islam.
Dari kalangan keluarga, yakni istri Soekarno juga begitu banyak menyumbangkan gagasan pikiran sehingga bisa membentuk Soekarno seperti yang kita ketahui saat ini. Dari sekian banyaknya istri dari bung besar, inggit mungkin menjadi sosok istri paling berpengaruh sehingga Soekarno bisa menjadi presiden Indonesia pertama kali.
Inggit (Ringgit) Garnasih
Ketika masih kecil Inggit hanya memiliki nama Garnasih, kata inggit merupakan tambahan yang disematkan orang-orang kepadanya. Sebenarnya nama yang disematkan bukanlah inggit tapi Ringgit. Di dalam buku karya Ramadhan K.H yang berjudul “Soekarno: Kuantar ke Gerbang” Inggit menjelaskan kata “inggit” merujuk kepada kata "ringgit."
Orang memanggil inggit dengan sebutan si ringgit, karena sewaktu masih kecil sering pergi kepasar dan kemudian mendapatkan uang dalam jumlah sampai satu ringgit. Karena kurang begitu manis, maka sebutan si Ringgit kemudian diganti menjadi Inggit, dan melekat sampai sekarang.
Inggit Ganarsih lahir pada tahun 1888 bulan Februari tanggal 17, di desa kamasan, banjar, kabupaten Bandung. Sejak remaja memang sudah memiliki wajah yang ayu, menjadi bunga desa sehingga diperebutkan oleh banyak lelaki di desanya.
Haji Sanusi yang merupakan salah satu anggota aktif dari sarekat Islam adalah suami kedua Inggit, pernikahan pertama inggit adalah dengan seorang patih tapi akhirnya cerai karena suatu masalah. Meskipun bersama Haji Sanusi sebenarnya kehidupan Inggit tidak bisa dibilang baik-baik saja.
Tapi juga tidak bisa dibilang buruk. Hal yang paling membuat Inggit tersiksa adalah sering di tinggalkan oleh suaminya karena bertugas atau sedang berurusan dengan organisasinya.
Sebagai wanita pada zaman itu Inggit adalah wanita cerdas. Dia adalah sumber inspirasi dari Soekarno sehingga bisa hebat, dia juga yang selalu menemani Soekarno saat dia sedang dipenjara, membawakan makanan, minuman dan juga surat kabar kepadanya ketika sedang menjenguk.
Perjuangan Inggit untuk Soekarno bukanlah hal kecil, dialah yang mendampingi Soekarno selama 20 tahun. Jika Soekarno adalah pejuang yang selalu memikirkan nasib bangsa maka inggit adalah sumbu dari perjuangan Soekarno tersebut.
Tepat 2 tahun sebelum Indonesia merdeka dan Soekarno menjadi presiden inggit dan Soekarno resmi bercerai. Walau begitu rasa cintanya terhadap bung besar tidak akan pernah luntur, “....Tidak usah meminta maaf, Kus, pimpinlah negara dengan baik, seperti cita-cita kita dahulu di rumah ini….,” kata Inggit, Kus yang diucapkan oleh Inggit adalah Koesno yang merupakan nama kecil dari Soekarno.
Menjadi Istri Bung Besar
Mungkin Soekarno ketika menjadi suami dari Inggit belum memiliki julukan bung besar, tapi Inggit yang menjadikan Soekarno besar sehingga dikenal orang seluruh dunia. Pertemuan awal mereka adalah ketika Soekarno sudah tamat sekolah di HBS (Hogere Burger School) Surabaya Kemudian melanjutkan ke Bandung.
Di Bandung Soekarno melanjutkan sekolah tingginya di Technische Hoogeschool te Bandoeng yang merupakan cikal bakal dari ITB. Pada masa kuliah inilah Soekarno bertemu dengan inggit, awal pertemuannya adalah ketika Bung karno menjadi salah satu orang yang menyewa kamar kos di rumah Inggit.
Pada waktu itu Soekarno bersama istrinya Siti Oetari yang merupakan anak dari gurunya sendiri yakni HOS Cokroaminoto. Di dalam biografinya yang ditulis oleh cindy adams Soekarno menjelaskan awal mula kenapa dia menikah dengan inggit. “Pada awalnya kami menunggu. Selama beberapa bulan kami menunggu dan tiba-tiba dia berada dalam rengkuhanku. Ya, itulah yang terjadi,” katanya.
Sejak menyewa kos di rumah Inggit memang Soekarno menaruh hati padanya. Dia melihat Inggit adalah perempuan timur yang memiliki pikiran cemerlang dan juga cantik. Rumah tangga inggit yang sedikit berantakan juga membuat Soekarno bertambah tertarik.
Setelah dia pulang ke Surabaya dan menceraikan Oetari, Soekarno kembali ke Bandung. Sampai di sana Soekarno dan Inggit melangsungkan pernikahan.
Istri Setia Sumber Inspirasi
Sebagai sosok istri, Inggit bisa menempatkan posisinya, sehingga sang suami akan selalu merasakan kesenangan dan bahagia. Dia juga menjadi teman berdiskusi dari Soekarno, teman untuk bertukar pendapat, dan yang menjadi pelipur ketika bung besar sedang bersedih.
Ketika masa pembuangan Soekarno oleh pihak Belanda inggit ikut bersama Soekarno ke tempat pembuangan. Inggit merupakan sumber inspirasi dari Seokarno,
“.......Dalam periode kehidupanku selanjutnya, inggit sangat penting bagiku, dia adalah ilhamku, dia adalah pendorongku…..,” kata Soekarno dalam biografinya.
Inggit tidak pernah merasakan kesedihan karena tidak bisa menjadi ibu negara. Ketika Soekarno ingin menikahi Fatmawati, dia meminta izin pada Inggit.
Soekarno mengatakan bahwa akan tetap memperlakukan Inggit sebagai istri pertama dengan penghormatan yang pantas. Akhirnya setelah lebih dari 20 tahun hidup bersama Soekarno, mendampinginya sehingga menjadi bung Besar. Inggit merelakan hidangan keberhasilan karena tidak ingin dimadu oleh suaminya.
***Wibbi
Nb : selama bulan Agustus, paweling. Com akan menuliskan rubrik khusus tentang pribadi Soekarno, sang ploklamator, si bung Besar.