Rasan-Rasan Organisasi Mahasiswa Yang Itu

Paweling.Com_Rutinitas ngopi yang saya lakukan tadi siang sedikit berbeda. Berawal dari selesai acara yang kemudian dilanjutkan ngopi bersama di salah satu warung terkenal di Ponorogo. Ngopi bersama orang-orang top dalam bidangnya masing-masing.

Ngopi yang biasa-biasa berubah menjadi salah satu forum diskusi menarik. Tema diskusi tidak jauh dari acara yang saya dan sahabat-sahabat ikuti, yakni tentang Politik dalam negeri, lebih khusus politik yang dijalankan oleh salah satu organisasi ekstra kampus di Indonesia.

Salah satu yang menarik adalah, ternyata pandangan kami sebagai mahasiswa di IAIN Ponorogo tidak jauh berbeda dari para mantan mahasiswa Ponorogo yang kebetulan kuliah di luar Ponorogo. Mereka mengatakan jika organisasi mahasiswa yang “Itu” sudah rusak.

Lebih jauh ada yang mengatakan jago kandang, ada juga yang mengatakan jika mereka hanya memikirkan urusan perut saja. Tidak mau menyumbang beberapa kadernya untuk mengurusi para negeri ini.

Kenyataan semacam itu menjadi salah satu bukti jika pandangan kami. Kami yang dimaksud dalam tulisan ini adalah beberapa kader dari organisasi mahasiswa yang “itu”, dan kebetulan kami merupakan kader yang dianggap oleh mereka (kader tulen organisasi yang “itu”) sebagai kader tidak jadi.

Diskusi berjalan menarik, walau memang terkesan tidak tentu arahnya. Obrolan warung kopi yang menarik, tapi sebagai orang yang pernah ada di dalam lingkaran organisasi mahasiswa yang “itu” memang menyayangkan sikap kader-kadernya.

Tapi, sebagai kader yang gagal produk. Kader yang tidak ada ilmunya sama sekali, berharap bahwa analisis yang sudah kami sampaikan dalam diskusi-diskusi telah lalu adalah salah. Kenyataan dari kader organisasi yang itu, yang bukan dari mahasiswa Ponorogo di salah satu perguruan tinggi Ponorogo mengatakan bahwa kondisinya sama seperti yang kami analisis dahulu.

Maka tidak berlebihan jika kemudian saya memilih menjadi anggota dari LPM aL-Millah. Memang sama-sama tidak menguntungkan sama sekali, sedikit berbeda kondisinya. Khususnya dalam masalah Intelektualnya.

 Penulis bernama Wibbi