Kenapa Pemimpin Haruslah Seorang Filsuf

Paweling_ Beberapa hari yang lalu saya mengikuti diskusi via Zoom, tema besarnya adalah Gus Dur dan Papua. Ada satu perkataan dari narasumbe...

Paweling_Beberapa hari yang lalu saya mengikuti diskusi via Zoom, tema besarnya adalah Gus Dur dan Papua. Ada satu perkataan dari narasumber yang membuat saya merasa berguna telah belajar filsafat. Narasumber tersebut mengatakan jika pemimpin harus mampu berfikir selayaknya filsuf. Atau dalam kata yang lebih sederhana harus menjadi filsuf.

Kenapa harus demikian, belio narasumber mengatakan jika pemimpin harus mampu berfikir secara universal. Dan untuk bisa berfikir secara universal tersebut maka dibutuhkan kerangka berfikirnya filsuf. Jadi memandang sesuatu secara menyeluruh, tidak menyalahkan satu sama lain, bijaksana dan mempu memberikan solusi dari permasalahan yang tidak memenangkan satu pihak.

Belio mencontohkan pemimpin yang bisa seperti itu adalah Gus Dur, memang sejak masih bujang Gus Dur adalah orang yang gila membaca. Buku dari pemikiran kanan, dan kiri semuanya dilahap olehnya. Termasuk tokoh-tokoh filsuf dunia.

Hal tersebut, masih menurut ibu narasumber, mengakibatkan pemecahan masalah tentang Papua yang tidak sama memenangkan satu pihak. Semua pihak merasa untung, jadilah Papua pada masa Gus Dur bisa berjalan berdampingan dengan Indonesia.

Dengan alasan seperti itulah, saya sedikit merasa benar jika dahulu sering mengadakan diskusi filsafat bersama sahabat saya. Lalu apa yang ditimbulkan jika pemimpin tidak mempunyai kerangka berpikir ala filsuf.

Teman-teman tentu bisa melihatnya sendiri, banyak kebijakan yang sering menguntungkan satu pihak saja, masalah Papua yang tidak kunjung selesai. Dan yang lebih merugikan kita sebagai manusia adalah, negara tidak menganggap rakyatnya sebagai manusia merdeka.

Kita ambil contoh masalah Papua, kenapa ibu pemateri begitu kagum pada Gus Dur, terutama terhadap cara pandang Gus Dur terhadap Papua. Adalah karena Gus Dur memandang masyarakat Papua sebagai benar-benar manusia, setara dengan masyarakat lainnya.

Dan hal ini ( Memanusiakan masyarakat Papua) tidak ibu pemateri temui setelah masa pemerintahan Gus Dur.

Bagi saya, karena sudah belajar filsafat walau hanya 1 % dari seluruh ilmu filsafat, setidaknya saya masih ada kesempatan untuk menjadi presiden yang mempunyai kerangka berpikir ala filsuf.***AS


Related

Paweling 4252459939653425174

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item