Apakah Nabi Itu Filsuf?

Paweling_ Pernahkah pembaca berfikir bahwa nabi itu juga seorang filsuf?. Saya sempat berfikri jika Nabi sama dengan filsuf. Kenapa saya bis...

Paweling_Pernahkah pembaca berfikir bahwa nabi itu juga seorang filsuf?. Saya sempat berfikri jika Nabi sama dengan filsuf. Kenapa saya bisa mempunyai premis seperti itu. Ok,  mari kita bahas satu persatu. Kita tinjau kembali mulai dari sifat kenabian.

Nabi dan rasul memiliki empat sifat yaitu sidiq yang berarti benar, amanah yang berarti dapat dipercaya, tabliq yang mempunyai arti menyampaikan dan Fatonah yang mengandung makna cerdas. 4 sifat tersebut jika di elaborasi dalam seorang manusia maka pasti akan menimbulkan sikap bijaksana. Dan kebijaksanaan itu sendiri adalah aspek utama dalam dunia filsafat.

Dari aspek di atas tentu kita bisa memahami jika semua nabi adalah orang yang bijaksana, tentu ini tidak akan dipungkiri oleh semua umat beragama. Dan semua pembelajar dalam dunia filsafat mengetahui jika semua filsuf adalah orang yang bijaksana.

Ada satu kisah menarik tentang nabi dan filsuf, yakni Ibrahim. Tapi sebelum itu mari, saya ajak memahami definisi dari filsafat itu sendiri. Tentunya pembaca sudah memahami apa itu filsafat. Filsafat dalam bahasa Yunani diambil dari dua kata yaitu Philo yang berarti cinta dan Shopia yang berarti kebijaksanaan.

Berkembang di Yunani dengan 3 tokoh sentralnya, yakni Sokrates, Plato dan Aristotales. Filsuf mengajarkan hal-hal yang diluar nalar manusia pada masa tersebut. Semua yang bertentangan dengan pandangan kebenaran yang diraih oleh filsuf tersebut pasti akan ditentangnya.

Tujuan utama dari filsuf kenapa dia selalu menentang yang menurutnya buruk adalah agar umat manusia bisa menjadi fungsi utamanya kenapa manusia diciptakan di dunia ini.

Ok, mari kita kembali ke kisah Ibrahim, sebagai bapaknya para Nabi. Pembaca mungkin sudah familiyar dengan kisahnya. Yaitu kisah nabi Ibrahim dalam mencari sebuah kebenaran  haqiqi mengenai konsep ketuhanan. Jauh sebelum Plato mengenalkan konsep ketuhanan tentang intelegensi tertinggi alam semesta yang disebut jiwa alam, Ibrahim sudah menemukan tentang konsep tersebut.

Suatu ketika ia pergi ke dinding-dinding gua, dan matanya menatap tajam ke atas langit. Nabi Ibrahim melihat bintang-bintang yang berkelip kemudian ia berfikir mungkin inilah tuhanku. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam pudarlah keyakinanya. Kemudian Ibrahim melihat sinar yang lebih besar lagi dari bintang yaitu bulan, Ibrahim berfikir kembali inilah tuhanku. Tetapi setelah melihat bulan itu terbenam patahlah keyakinannya. Lalu saat melihat matahari terbit, Ibrahim berkata, inilah tuhanku, yang ini lebih besar. Maka ketika matahari itu terbenam, ia juga membenamkan kembali kayakinanya tentang matahari itu adalah tuhan.

Dari perjalanan yang dialami oleh Ibrahim tersebut ia menemukan suatu kesimpulan bahwa seluruh jagat raya, ada dzat agung yang mampu mencpitakan, dan Tuhan berperan sebagai penguasa atau raja yang mengatur alam semesta menggerakkan bulan sehingga bisa terbit dan tenggelam. Termasuk juga bintang dan matahari

Dari kisah nabi Ibrahim itu tadi merupakan salah satu contoh bahwa nabi ataupun rasul yang tak lepas dari perjalanan filosofis. Jika Ibrahim tidak berfikir secara filosofis maka tentu dia tidak akan menemukan adanya tuhan pencipta segala hal. Tentu jika Ibrahim hanya patuh dan tidak mau berfikir radikal dia akan tetap bersama kaumnya yang jauh dari realitas Tuhan yang sejati.

Bukan hanya nabi Ibrahim saja, penulis berkeyakinan bahwa nabi ataupun rasul yang lain memiliki suatu konsep yang filosofis dalam mencapai kebahagiaan yang haqiqi untuk dirinya dan umatnya.

Jadi sangatlah naïf sekali kalau ada yang beranggapan berfilsafat itu haram. Dengan alasan ilmu filsafat lahir dari barat, mengajarkan ketidak yakinan pada Tuhan. Padahal nabi dan rasul dalam menempuh perjalanan religiusnya juga tak lepas dengan berfilsafat.

Kembali lagi ke pertanyaan awal “Apakah nabi seorang filsuf?” dengan penjelasan di atas mulai dari unsur kebijaksanaan  yang ada di dalam sifat-sifat wajib nabi. Lalu perjalanan filosofis nabi Ibrahim menemukan suatu konsep ketuhanan yang penulis jadikan salah satu contoh dari sekian banyak nabi dan rasul. Maka fix, nabi adalah seorang filsuf yang sejati.

Bagi pembaca yang tidak setuju tentang pernyataan penulis, boleh mengajak ngopi penulis untuk mendiskusikan bersama secara santai dan penuh kehangatan.***Syamsulhadi



Related

Paweling 8786757318213127917

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item