Jangan Berlebihan Membenci Kapitalisme
Paweling.com - Kapitalisme. Istilah yang paling aku dan kawan-kawanku benci saat menjadi mahasiswa dulu. Bagi sebagian besar mereka (mahasi...
Paweling.com - Kapitalisme. Istilah yang paling aku dan kawan-kawanku benci saat menjadi mahasiswa dulu. Bagi sebagian besar mereka (mahasiswa.red) yang mau bermain-main di luar kampusnya dengan membaca buku-buku tentang sistem ekonomi kapitalis, setidaknya pasti akan ada sedikit gelagat emosi dalam hatinya.
Memang, banyak anak muda memiliki rasa tidak puas terhadap aspek mendasar sistem ekonomi dan politik dunia. Secara khusus, yang mereka tolak adalah sistem ekonomi kapitalisme.
Meskipun saya juga mengakuinya, namun muncul dalam benak bagaimana saya dan kawan-kawan saya itu serta anak muda lain di luar sana mendesain kembali sistem ekonomi jika mereka diberi kesempatan?
Ternyata tidak hanya di Indonesia, di Amerika yang dikenal sebagai negara kapitalis tersebut banyak pemudanya yang menolak sistem kapitalis.
Berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Harvard University, pada 2016 ditemukan 51 persen anak mida Amerika yang berusia antara 18 hingga 29 tahun tidak lagi mendukung kapitalisme. Sementara itu, 42 persen lainnya mengatakan mendukung sistem tersebut. Sedangkan 19 persen sisanya sukarela menyebut dirinya sebagai kapitalis.
Meskipun penelitian itu menunjukkan bahwa anak muda kebanyakan menolak sistem ekonomi kapitalis, namun tidak menutup kemungkinan seiring bertambahnya usia kondisi ini akan berubah.
Sistem yang Membebaskan
Kapitalisme atau kapital adalah sebuah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi semuanya dikendalikan oleh pemilik swasta yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dalam ekonomi pasar.
Biasanya pemilik modal dalam melakukan usahanya berupaya agar bisa meraih keuntungan berlipat dari modal yang dikeluarkannya. Hal ini senada dengan teori ekonomi secara global.
Adanya prinsip itulah pemerintah tidak bisa melakukan intervensi pasar untuk memeroleh keuntungan bersama. Namun tindakan pemerintah seringkali melalukan intervensi hanya untuk kepentingan pribadi.
Namun sebenarnya pengertian sistem ekonomi kapitalis juga bisa dinilai baik. Sebab ini juga merupakan sistem ekonomi yang membebaskan masyarakat untuk mengatur ekonominya masing-masing sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem ekonomi kapitalis adalah negasi dari sistem ekonomi terpusat. Sebab sistem ekonomi terpusat ini membatasi masyarakat suatu negara untuk mengembangkan ekonomi mereka sendiri. Sedangkan ekonomi kalitalis malah membebaskan masyarakat untuk mengelola dan mengembangkannya.
Zaman Telah Berubah
Semakin ke sini, banyak di antara anak muda yang pada akhirnya mendukung sistem ekonomi kapitalis. Karena ujungnya semua orang membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Dan seringkali hidup sebagian masyarakat tergantung kepada para pemilik modal. Bahkan pemerintah pun tindakannya juga mencerminkan membela kaum pemilik modal.
Jadi, saat muda mereka yang menolak itu seiring bertambahnya usia juga akan mendukung. Karena hidup ternyata tidak cukup sekedar tolak-menolak.
Namun bagaimana bisa memberikan solusi atas penolakan tersebut. Jika tidak mampu, maka cukup diam atau tidak menggunakannya. Bukankah begitu?
Kompetisi atau Penindasan?
Menurut sebagian orang, kapitalisme merupakan sistem yang keji dan jahat. Banyak tulisan seperti buku dan artikel mencela habis sistem kapitalisme. Banyak mahasiswa yang menyebut kapitalisme sebagai setan yang harus dilawan.
Suara sumbang kapitalisme terdengar lebih banyak daripada yang memujinya. Namun apakah benar kapitalisme telah disalahpahami oleh kelompok anti-kapitalis?
Mereka menganggap kapitalisme sebagai biang kemiskinan, menghisap rakyat, dan biang alienasi masyarakat.
Dari berbagai suara sumbang yang muncul, setidaknya ada tiga macam tuduhan terhadap kalitalisme yakni, pertama terkait persaingan yang buas, kedua kronisme, dan ketiga eksploitasi. Apakah tuduhan itu bijaksana, atau hanya bentuk kebencian belaka? Mari kita bahas lebih detail.
Dalam buku 'Kapitalisme: Modal, Kepemilikan, dan Pasar yang Menciptakan Kesejahteraan Dunia karya' Eamonn Butler (2018) menjelaskan secara objektif sistem kapitalisme. Alih-alih menyebut kapitalisme sebagai sistem yang tidak manusiawi, eksploitatif dan individualistik, Butler justru menjelaskan prinsip dasar kapitalisme adalah menjunjung tinggi kebebasan dan kemanusiaan.
Dalam buku itu, ekonomi pasar bebas sangat menjunjung kesetaraan antara manusia baik produsen maupun konsumen. Sehingga kapitalisme menghargai hak individu untuk memilih pilihannya dan menjamin properti dan hak atas apa yang dimilikinya.
Sedangkan menurut buku-buku anti-kapitalisme menilai, kapitalisme adalah sistem yang kejam dikarenakan persaingannya. Mereka menyebut persaingan sebagai biang penindasan terhadap yang lemah. Yang kuat selalu menindas yang lemah.
Padahal maksud kompetisi dalam kapitalisme artinya usaha individu dalam hal memperbaiki kualitas produknya untuk menarik hati konsumen. Sebab usaha tanpa kompetisi, hasilnya adalah stagnan, tidak ada kreativitas, tidak ada dorongan untuk memperbaiki mutu produk dan pelayanan.
Dalam konteks sistem ekonomi kapitalis, kompetisi tak selalu saling bernegasi. Faktanya dalam sebuah usaha kita pasti akan membangun jaringan bisnis dan kerjasama. Melalui dua hal tersebut seorang individu akan mendapatkan keuntungan tanpa saling hajar.
Kapitalisme Bukanlah Kronisme dan Monopoli
Jamak menganggap kapitalis bertumpu pada struktur negara dan politik sehingga tercipta eksploitasi besar-besaran dan praktik usaha yang tidak sehat. Melalui kehadiran elit atau konglomerat yang memonopoli pasar dan membuat sistem oligarki yang mengontrol harga barang.
Sebenarnya pasar oligarki dan monopoli pasar bukanlah prinsip dari kapitalisme. Kroni elit yang membuat kartel itu merupakan penyimpangan dari kapitalisme yang berlandaskan pasar bebas. Kartel dan kronisme tercipta akibat kolaborasi antara politisi dan elit pengusaha yang menjalankan usaha secara tidak sehat.
Kronisme jelas bukan kapitalisme. Persaingan yang tidak sehat dan kolusi antara elit pengusaha dan politisi adalah hal yang terlarang. Berarti praktik kronisme dan monopoli pasar sebenarnya bukan disebabkan dari sistem ekonomi kapitalisme.
Adam Smith mengatakan apabila seseorang menelaah apa yang menguntungkan bagi dirinya, dengan sendirinya ia terarahkan untuk menyukai apa yang paling menguntungkan bagi masyarakat. Artinya jika kita hendak membuka usaha maka kita akan melihat apa yang dibutuhkan bagi masyarakat.
Kapitalisme dalam menghadapi kemiskinan tidak akan membagi-bagi makanan atau subsidi kepada orang miskin. Tapi mereka akan memberi kesempatan berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka secara mandiri tanpa mengemis.
Simbiosis Mutualisme
Jadi sebenarnya kapitalisme adalah sistem ekonomi yang bermoral karena tidak mengandalkan pemaksaan dan bekerja dengan prinsip sukarela. Manusia wajib menghargai pilihan orang lain. Selalu bekerjasama untuk saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.
Sebab tujuan kapitalisme agar manusia bisa mengejar tujuannya tanpa dipaksa oleh pihak yang punya kuasa.
Namun jangan berharap kamu mendapat ajaran menjadi altruis yang saleh dari sistem kapitalisme. Sebab tujuan kapitalisme adalah mengubah kepentingan pribadi menjadi keutuhan bersama. Ia menghargai talenta, hasil kerja, tenaga dan kreativitas manusia, mendorong manusia untuk terus berinovasi dan berkarya. Pada akhirnya akan mengembangkan dan memajukan potensi umat manusia.
Dengan demikian, kita yang sudah terlanjur hidup dalam sistem kapitalisme ini sebaiknya jangan berlebihan membenci kapitalis. Karena ternyata hidup ini sudah dikuasai oleh kapitalis yang berkumpul dalam sebuah lingkaran kroni oligarki.***Arini Saadah